top of page
tugas akhir.
berikut merupakan tugas akhir selama beberapa tahun terakhir yang dibagi menjadi empat kategori yaitu furnitur, wearable, teknologi, dan servis
furniture.
Highest quality materials provide highest quality products


Perancangan Furnitur untuk Sekolah Satu Atap pada Daerah Perdesaan dengan Aksesibilitas Rendah
Studi lapangan dilakukan pada Sekolah Satu Atap Cimarel 2 di Desa Cibitung, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat; salah satu desa terluar yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Cianjur di sebelah Barat. Observasi dilakukan pada lingkungan sekolah, area desa secara luas, dan tempat produksi pengrajin setempat; meliputi pola belajar mengajar di dalam kelas, postur dan gestur peserta didik terhadap furnitur, sistem pengadaan sarana prasarana sekolah, sumber daya alam, dan sumber daya manusia. Melengkapi data observasi, wawancara juga dilakukan kepada stakeholders setempat: guru, peserta didik, orang tua, dan pengrajin lokal.
Akses jalan berupa tanah dan bebatuan membuat kendaraan roda empat tidak dapat menjangkau sekolah; terlebih jika turun hujan, beberapa ruas jalan menjadi lumpur. Kondisi tersebut berdampak pada sulitnya pendistribusian furnitur, hingga sekolah mengalami kekurangan jumlah dan penumpukan kerusakan.
Penambahan jumlah murid tidak diikuti dengan penambahan jumlah furnitur, sehingga terjadi penggunaan di luar kapasitas. Penyamarataan penggunaan furnitur, baik untuk jenjang SD maupun SMP, berakibat pada postur dan gestur buruk sebagai interaksi terhadap furnitur; apabila dibiarkan dalam jangka waktu panjang dapat memicu gangguan fisik. Proses perancangan dilakukan melalui sintesis dari hasil analisis terhadap kondisi Sekolah Satu Atap Cimarel 2 dan kondisi Desa Cibitung. Hasil sintesis tersebut diwujudkan dalam bentuk kebutuhan desain (design requirements) dengan mempertimbangkan aksesibilitas wilayah yang rendah sebagai batasan. Adapun, analisis yang dilakukan pada sekolah meliputi pola belajar mengajar dalam kelas, ergonomi dan antropometri peserta didik, serta postur dan gestur sebagai interaksi terhadap furnitur. Sedangkan, analisis yang dilakukan pada kondisi desa meliputi penggunaan sumber daya alam yang memadai, manajemen produksi penunjang distribusi, serta kapabilitas pengrajin lokal. Dari hasil sintesis, ditentukan perancangan menggunakan kayu jati kampung dengan proses produksi langsung di dalam daerah. Keputusan tersebut dipilih dengan dasar penyediaan sarana prasarana yang paling mudah, murah, dan cepat; serta kualitas material yang paling baik di antara sumber daya alam lain yang tersedia. Dalam prses produksi disertakan pola pembuatan dengan penggunaan luas kayu yang efektif dan dapat dikerjakan sesuai dengan kapabilitas pengrajin setempat. Furnitur mengadopsi fitur flat pack dan knock down untuk pengembangan distribusi ke depannya.
Rancangan memiliki mekanisme untuk mengganti ketinggian kursi dan meja secara sederhana, sehingga peserta didik dapat langsung menggunakannya tanpa proses adaptasi yang lama. Rancangan kursi dapat diputar sebanyak 90 derajat untuk mendapat ketinggian yang berbeda, merespons ukuran tubuh peserta didik yang variatif. Tanggung jawab untuk pengaturan kursi dapat melibatkan tingkat kelas yang lebih tinggi dengan mengatur sistem penggunaan kelas yang digunakan oleh dua tingkat dalam satu hari. Sedangkan, papan meja dapat ditinggikan untuk mengakomodasi kebutuhan aktivitas menulis ataupun membaca di atas meja. Laci meja dirancang terbuka serta dapat dilihat dari seluruh sisi untuk menghindari adanya sampah yang seringkali tertinggal dan membusuk di dalamnya. Sudut-sudut dari rancangan ini dibuat tumpul untuk meminimalkan kecelakaan oleh peserta didik, baik disengaja maupun tidak.
Rancangan kursi memiliki dua ukuran ketinggian untuk mewakili dua kelompok peserta didik: SD kelas 1-4 dan SD kelas 5-6; SMP kelas 7-9. Dua ketinggian tersebut dapat dipilih dan disesuaikan dengan ketinggian tubuh peserta didik dengan diputar sebanyak 90 derajat. Menimbang kekuatan tubuh yang dimiliki oleh peserta didik SD kelas 1-3, maka tanggung jawab penggantian ketinggian bagi tingkat tersebut dapat dilimpahkan pada tingkatan yang lebih tinggi dengan sistem penggunaan kelas. Konfigurasi penggunaan kelas menurut tingkat pendidikan dapat dibuat sebagai berikut: 1-2, 3-8, 4-7, 5-6, dan 9. Selain itu, papan meja dapat ditarik oleh peserta didik membentuk sudut miring dan ketinggian yang lebih menyesuaikan aktivitas di atas meja.
Akses jalan berupa tanah dan bebatuan membuat kendaraan roda empat tidak dapat menjangkau sekolah; terlebih jika turun hujan, beberapa ruas jalan menjadi lumpur. Kondisi tersebut berdampak pada sulitnya pendistribusian furnitur, hingga sekolah mengalami kekurangan jumlah dan penumpukan kerusakan.
Penambahan jumlah murid tidak diikuti dengan penambahan jumlah furnitur, sehingga terjadi penggunaan di luar kapasitas. Penyamarataan penggunaan furnitur, baik untuk jenjang SD maupun SMP, berakibat pada postur dan gestur buruk sebagai interaksi terhadap furnitur; apabila dibiarkan dalam jangka waktu panjang dapat memicu gangguan fisik. Proses perancangan dilakukan melalui sintesis dari hasil analisis terhadap kondisi Sekolah Satu Atap Cimarel 2 dan kondisi Desa Cibitung. Hasil sintesis tersebut diwujudkan dalam bentuk kebutuhan desain (design requirements) dengan mempertimbangkan aksesibilitas wilayah yang rendah sebagai batasan. Adapun, analisis yang dilakukan pada sekolah meliputi pola belajar mengajar dalam kelas, ergonomi dan antropometri peserta didik, serta postur dan gestur sebagai interaksi terhadap furnitur. Sedangkan, analisis yang dilakukan pada kondisi desa meliputi penggunaan sumber daya alam yang memadai, manajemen produksi penunjang distribusi, serta kapabilitas pengrajin lokal. Dari hasil sintesis, ditentukan perancangan menggunakan kayu jati kampung dengan proses produksi langsung di dalam daerah. Keputusan tersebut dipilih dengan dasar penyediaan sarana prasarana yang paling mudah, murah, dan cepat; serta kualitas material yang paling baik di antara sumber daya alam lain yang tersedia. Dalam prses produksi disertakan pola pembuatan dengan penggunaan luas kayu yang efektif dan dapat dikerjakan sesuai dengan kapabilitas pengrajin setempat. Furnitur mengadopsi fitur flat pack dan knock down untuk pengembangan distribusi ke depannya.
Rancangan memiliki mekanisme untuk mengganti ketinggian kursi dan meja secara sederhana, sehingga peserta didik dapat langsung menggunakannya tanpa proses adaptasi yang lama. Rancangan kursi dapat diputar sebanyak 90 derajat untuk mendapat ketinggian yang berbeda, merespons ukuran tubuh peserta didik yang variatif. Tanggung jawab untuk pengaturan kursi dapat melibatkan tingkat kelas yang lebih tinggi dengan mengatur sistem penggunaan kelas yang digunakan oleh dua tingkat dalam satu hari. Sedangkan, papan meja dapat ditinggikan untuk mengakomodasi kebutuhan aktivitas menulis ataupun membaca di atas meja. Laci meja dirancang terbuka serta dapat dilihat dari seluruh sisi untuk menghindari adanya sampah yang seringkali tertinggal dan membusuk di dalamnya. Sudut-sudut dari rancangan ini dibuat tumpul untuk meminimalkan kecelakaan oleh peserta didik, baik disengaja maupun tidak.
Rancangan kursi memiliki dua ukuran ketinggian untuk mewakili dua kelompok peserta didik: SD kelas 1-4 dan SD kelas 5-6; SMP kelas 7-9. Dua ketinggian tersebut dapat dipilih dan disesuaikan dengan ketinggian tubuh peserta didik dengan diputar sebanyak 90 derajat. Menimbang kekuatan tubuh yang dimiliki oleh peserta didik SD kelas 1-3, maka tanggung jawab penggantian ketinggian bagi tingkat tersebut dapat dilimpahkan pada tingkatan yang lebih tinggi dengan sistem penggunaan kelas. Konfigurasi penggunaan kelas menurut tingkat pendidikan dapat dibuat sebagai berikut: 1-2, 3-8, 4-7, 5-6, dan 9. Selain itu, papan meja dapat ditarik oleh peserta didik membentuk sudut miring dan ketinggian yang lebih menyesuaikan aktivitas di atas meja.

Pengembangan Material Soya Leather Sebagai Material Biodegradable untuk Produk Pencahayaan di Bandung
Soya leather berpotensi untuk menjadi material biodegradable yang memiliki karakteristik dan sifat yang menyerupai kulit, namun masih kurang banyak yang memanfaatkan soya leather sebagai produk fungsional. Hal tersebut dikarenakan masih kurangnya informasi mengenai material soya leather, terkait eksplorasi material dan pemanfaatan material menjadi produk fungsional, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui karakteristik material lebih lanjut untuk menemukan peluang pengembangan produk. Dari hasil eksplorasi, ditemukan peluang untuk mengembangkan produk lighting, lalu perancangan bentuk lighting terinspirasi dari konsep Budaya atap Jawa spesifik pada jenis atap Tajug yang memiliki makna yang dalam. Berdasarkan hasil eksplorasi yang telah dilakukan, didapatkan karakteristik material sebagai berikut : Fleksibel, semi-transparent, kuat, tekstur berkerut, thermostable, tumbuh mengikuti luas medium, biodegradable, Mudah menyerap air, ketebalan menyerupai kertas, ringan.
Industri tahu merupakan usaha skala rumah tangga hingga skala besar yang berkembang di berbagai wilayah Indonesia dan menghasilkan limbah, termasuk limbah padat dan cair, dalam proses produksinya (Suprapti, 2005) Produsen tahu membutuhkan 2,56 juta ton kedelai per tahun dan menghasilkan 20 juta m3 limbah cair per tahun (Sintawardani, 2011). Dengan memaksimalkan berbagai kemungkinan limbah tahu dan pengolahannya dengan teknologi tepat guna, limbah tahu memiliki beberapa manfaat positif (Wijaya, 2008). Olahan nata de soya merupakan salah satu alternatif pengolahan limbah tahu cair dengan proses .bioteknologi sederhana menggunakan Acetobacter xylinum untuk menghasilkan olahan makanan baru (Nurhayati, 2006). Nata de soya yang dikeringkan dan diproses akan menjadi lembaran yang menyerupai bahan kulit dan menjadi soya leather. Dalam aplikasi tersebut, soya leather merupakan material biodegradable dan memiliki potensi untuk sikembangkan menjadi produk pakai dan fungsional.
Industri tahu merupakan usaha skala rumah tangga hingga skala besar yang berkembang di berbagai wilayah Indonesia dan menghasilkan limbah, termasuk limbah padat dan cair, dalam proses produksinya (Suprapti, 2005) Produsen tahu membutuhkan 2,56 juta ton kedelai per tahun dan menghasilkan 20 juta m3 limbah cair per tahun (Sintawardani, 2011). Dengan memaksimalkan berbagai kemungkinan limbah tahu dan pengolahannya dengan teknologi tepat guna, limbah tahu memiliki beberapa manfaat positif (Wijaya, 2008). Olahan nata de soya merupakan salah satu alternatif pengolahan limbah tahu cair dengan proses .bioteknologi sederhana menggunakan Acetobacter xylinum untuk menghasilkan olahan makanan baru (Nurhayati, 2006). Nata de soya yang dikeringkan dan diproses akan menjadi lembaran yang menyerupai bahan kulit dan menjadi soya leather. Dalam aplikasi tersebut, soya leather merupakan material biodegradable dan memiliki potensi untuk sikembangkan menjadi produk pakai dan fungsional.

Pengambangan Desain Dekorasi Rumah Dengan Memanfaatkan Batu Mulia yang Dikombinasikan dengan Teknik Lampu Gentur
Kauban merupakan lampu dekorasi yang memanfaatkan keragaman jenis batu mulia yang dimiliki indonesia, Kauban mengeksplor bentuk batu mulia yang belum ada sebelumnya yaitu lebar, tipis dan melengkung yang akan dikombinasikan dengan teknik lakop yang biasa digunakan pada lampu Gentur. Nama Kauban diambil dari Bahasa Sansekerta yang memiliki arti lindung. Bahasa Sansekerta digunakan karena merupakan bahasa tertua dan nama Sukabumi juga berasal dari bahasa Sansekerta yang memiliki arti bumi kesukaan. Kata lindung digunakan karena produk ini ikut melanjutkan kampanye pemerintah sukabumi dalam rangka melindungi penyu dari kasus penangkapan. Selain itu, juga memberi pesan untuk menolak eksploitasi batu mulia dengan mengekspor dalam keadaan mentah, lebih baik dimanfaatkan dengan diolah menjadi produk yang bernilai tinggi.
Pengolahan batu mulia oleh pengrajin di Indonesia mayoritas dikelola menjadi perhiasan. Namun, tren batu mulia dengan bentuk perhiasan sedang menurun di pasar lokal dan tidak diminati oleh pasar internasional. Desa Datarnangka, Kabupaten Sukabumi, selama 2 tahun terakhir mengubah preferensi desain produk olahan batu mulia dari perhiasan menjadi dekorasi rumah mengikuti permintaan pasar internasional. Pengrajin di Desa Datarnangka membuat desain yang diminati di pasar dan juga berdasarkan pesanan. Hal tersebut megakibatkan produk olahan batu mulia desa ini tidak memiliki ciri khas dan banyak yang tidak mengetahui berasal dari daerah Sukabumi.
Penggunaan ikon budaya Sukabumi sebagai identitas produk ialah agar menjadi ciri khas dan dapat menjadi penanda bahwa produk tersebut berasal dari Sukabumi, selain itu agar mendapatkan sebuah desain baru yang berbeda di pasaran. penyu dipilih karena memiliki elemen desain yang memiliki satu prinsip dengan teknik lampu Gentur, yaitu garis yang saling terhubung satu sama lain tanpa terputus. Dengan mengambil bentuk penyu juga dapat meneruskan kampanye pemerintah untuk melindungi penyu karena terdapat konservasi penyu di daerah Ujung Genteng, Sukabumi.
Pengolahan batu mulia oleh pengrajin di Indonesia mayoritas dikelola menjadi perhiasan. Namun, tren batu mulia dengan bentuk perhiasan sedang menurun di pasar lokal dan tidak diminati oleh pasar internasional. Desa Datarnangka, Kabupaten Sukabumi, selama 2 tahun terakhir mengubah preferensi desain produk olahan batu mulia dari perhiasan menjadi dekorasi rumah mengikuti permintaan pasar internasional. Pengrajin di Desa Datarnangka membuat desain yang diminati di pasar dan juga berdasarkan pesanan. Hal tersebut megakibatkan produk olahan batu mulia desa ini tidak memiliki ciri khas dan banyak yang tidak mengetahui berasal dari daerah Sukabumi.
Penggunaan ikon budaya Sukabumi sebagai identitas produk ialah agar menjadi ciri khas dan dapat menjadi penanda bahwa produk tersebut berasal dari Sukabumi, selain itu agar mendapatkan sebuah desain baru yang berbeda di pasaran. penyu dipilih karena memiliki elemen desain yang memiliki satu prinsip dengan teknik lampu Gentur, yaitu garis yang saling terhubung satu sama lain tanpa terputus. Dengan mengambil bentuk penyu juga dapat meneruskan kampanye pemerintah untuk melindungi penyu karena terdapat konservasi penyu di daerah Ujung Genteng, Sukabumi.

Sakaly Table
Sakaly Table merupakan meja sajian yang didesain dengan mentransformasikan nilai-nilai tradisi kerajinan tradisional kipas mahligai khas masyarakat adat Pesisir Saibatin, Kalianda, Lampung Selatan. Kipas mahligai merupakan produk kerajinan anyaman bambu khas masyarakat adat Pesisir Saibatin, Kalianda, Lampung Selatan yang berfungsi sebagai souvenir yang diberikan kepada kerabat atau teman yang dianggap spesial di antara tamu undangan pesta pernikahan. Kipas ini amat lekat dengan nilai budaya masyarakatnya dalam tradisi memuliakan tamu, sejalan dengan salah satu poin falsafah hidup (Piil Pesenggiri) masyarakatnya yakni Nemui Nyimah yang berarti beramah tamah.
Kebudayaan dan ekonomi kreatif sama-sama berakar pada gagasan yang tidak terbatas dari seorang manusia. Selama manusia masih bisa berfikir dan menghasilkan kreativitas, maka ekonomi kreatif akan terus berlangsung. Salah satu kerajinan khas Kalianda adalah kipas mahligai yang jejak keberadaannya sudah sulit ditemukan sebab nilai fungsional kipas tangan yang tak lagi tinggi di kalangan masyarakat adat itu sendiri.`Padahal, kelestarian kebudayaan merupakan salah satu faktor penting dalam terciptanya resiliensi komunitas dalam beradaptasi serta mengatasi segala bentuk perubahan (sosial, ekonomi, hingga politik). Oleh sebab itu, sejalan dengan program Smart Village Pemerintah Daerah Lampung yang berfokus pada pengembangan ekosistem desa dan pemberdayaan potensi masyarakat (termasuk potensi ekonomi kreatif), nilai budaya di balik kipas mahligai penting untuk dilestarikan dengan meleburkannya dengan elemen modernisme.
Menggunakan metode ATUMICS yang dipopulerkan oleh Dr. Adhi Nugraha, MA., nilai-nilai tradisi kerajinan kipas mahligai ditransformasikan menjadi desain produk yang lebih modern, fungsional, dan dirancang sesuai dengan aktivitas dan kebiasaan pola perilaku masyarakat adat Lampung Saibatin dalam menerima tamu dan menyajikan makanan.
Kebudayaan dan ekonomi kreatif sama-sama berakar pada gagasan yang tidak terbatas dari seorang manusia. Selama manusia masih bisa berfikir dan menghasilkan kreativitas, maka ekonomi kreatif akan terus berlangsung. Salah satu kerajinan khas Kalianda adalah kipas mahligai yang jejak keberadaannya sudah sulit ditemukan sebab nilai fungsional kipas tangan yang tak lagi tinggi di kalangan masyarakat adat itu sendiri.`Padahal, kelestarian kebudayaan merupakan salah satu faktor penting dalam terciptanya resiliensi komunitas dalam beradaptasi serta mengatasi segala bentuk perubahan (sosial, ekonomi, hingga politik). Oleh sebab itu, sejalan dengan program Smart Village Pemerintah Daerah Lampung yang berfokus pada pengembangan ekosistem desa dan pemberdayaan potensi masyarakat (termasuk potensi ekonomi kreatif), nilai budaya di balik kipas mahligai penting untuk dilestarikan dengan meleburkannya dengan elemen modernisme.
Menggunakan metode ATUMICS yang dipopulerkan oleh Dr. Adhi Nugraha, MA., nilai-nilai tradisi kerajinan kipas mahligai ditransformasikan menjadi desain produk yang lebih modern, fungsional, dan dirancang sesuai dengan aktivitas dan kebiasaan pola perilaku masyarakat adat Lampung Saibatin dalam menerima tamu dan menyajikan makanan.
technology & service
Highest quality materials provide highest quality products


Desain Cargo E-Bike Sebagai Sarana Logistik dan Transportasi Difabel Di Kampus
Perkembangan teknologi yang semakin meningkat dan sarana transportasi yang ramah lingkungan ada untuk menjawab isu pemanasan global. Salah satunya berupa kendaraan listrik, kendaraan yang digerakkan oleh motor listrik dan sumber dayanya berasal dari baterai. Dari sekian banyak kendaraan listrik yang ada, sepeda listrik menjadi kendaraan listrik yang paling diminati dan mulai banyak beredar di Indonesia. Di kampus sendiri, penyediaan transportasi baik sebagai mobilisasi mahasiswa ataupun sebagai mobilisasi angkut muat yang disediakan berupa sepeda konvensional, gerobak dan atau motor box konvensional. Meski demikian hal tersebut masih memberi effort yang sangat besar ditambah jangkauan jelajah yang terbatas ditambah lagi kontur atau permukaan tanah pada kampus yang biasanya tidak rata yang dominan menanjak ataupun menurun. Begitu pula kendaraan tersebut tidak memberikan kemudahan akses pada penyandang disabilitas gerak. Penyandang disabilitas yang penulis maksud terbatas pada disabilitas fisik, baik karena kecelakaan, yang bersifat sementara atau cacat permanen pada salah satu anggota tubuh dan atau lainnya yang mempengaruhi mobilitas gerak."
Kendaraan memiliki ukuran dengan total panjang 2275 mm, lebar 94 mm dan tinggi 1087 mm. Untuk ukuran kargo bagian depan memiliki dimensi 1179mm x 683mm x 400mm. Memiliki tinggi ground clearance 90mm. Kendaraan dapat menampung berat muatan hingga 150kg, dengan tinggi maksimal 70 cm sehingga tidak menghalangi pandangan pengendara. Teknologi yang digunakan merupakan motor BLDC dengan kapasitas 48v dan daya 500w yang memiliki torsi 200kg. Penggerak motor bersifat hybrid, yaitu dapat dikayuh atau menggunakan motor listrik dan juga dapat menggunakan keduanya. Motor tersebut dikombinasikan baterai yang memiliki kapasitas yang setara berupa baterai lithium kapasitas 48v dengan estimasi pengisian 4 jam. Material utama pada rangka kendaraan ini merupakan Hi Ten Steel.
Kendaraan memiliki ukuran dengan total panjang 2275 mm, lebar 94 mm dan tinggi 1087 mm. Untuk ukuran kargo bagian depan memiliki dimensi 1179mm x 683mm x 400mm. Memiliki tinggi ground clearance 90mm. Kendaraan dapat menampung berat muatan hingga 150kg, dengan tinggi maksimal 70 cm sehingga tidak menghalangi pandangan pengendara. Teknologi yang digunakan merupakan motor BLDC dengan kapasitas 48v dan daya 500w yang memiliki torsi 200kg. Penggerak motor bersifat hybrid, yaitu dapat dikayuh atau menggunakan motor listrik dan juga dapat menggunakan keduanya. Motor tersebut dikombinasikan baterai yang memiliki kapasitas yang setara berupa baterai lithium kapasitas 48v dengan estimasi pengisian 4 jam. Material utama pada rangka kendaraan ini merupakan Hi Ten Steel.

Desain Detektor Kondisi Psychophysiology Studi Kasus: Relapse Remaja Penderita Internet Gaming Disorder Kota Bandung
K.A.R.E merupakan seperangkat kaos dan aplikasi pendeteksi kondisi psychophysiology (emosi dan level stres) secara real-time yang bertujuan untuk mensubtitusi parameter kesuksesan terapi bagi penderita penyakit candu, khususnya Internet Gaming Disorder di RSJ Provinsi Jawa Barat. Dengan mengkombinasikan detektor ECG (Electrocardiogram), RSP (Respiratory), dan GSR (Galvanic Skin Response), K.AR.E mampu memberikan notifikasi dan saran aktivitas terapi kepada user 1 (pasien) dan terkoneksi (orang tua/terapis) apabila terdeteksi fluktuasi emosi negatif sebagai respon terhadap suatu stressor. Dengan kapasitas baterai hingga 8 jam dan material yang nyaman dipakai, K.A.R.E dapat diintervensikan kedalam kegiatan sehari-hari di masa pas dan pasca terapi.
Berkembangnya kasus pasien remaja penderita Internet Gaming Disoder (IGD) yang mengalami relapse (kembali candu) di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, mendorong adanya subtitusi parameter keberhasilan terapi preseden yang menggunakan peningkatan nilai akademis. IGD terjadi akibat upaya “pelarian” dari stressor seperti; masalah keluarga, sosial, dsb., yang menimbulkan stres hingga depresi. Penderita IGD umumnya ditangani menggunakan CBT (Cognitive Behavioral Therapy) dan FT (Family Therapy) untuk mengembangkan kemampuan mengontrol dan mengekspresikan emosi, bersosialisasi dengan lingkungan, bertoleransi dan belajar dari kesalahan, serta membangun pola hidup sehat untuk melawan distraksi psikis pada masa pasca-psikoterapi. Hanya saja, tidak adanya parameter transparan guna memvalidasi penguasaan penderita dan caregiver-nya terhadap kemampuan dasar tersebut, menyebabkan sulit untuk membangun lingkungan kondusif minim faktor penyebab relapse. Parameter yang ideal seharusnya mudah dipantau dan dipahami indeksnya, sehingga setiap indikasi emosi negatif pasien yang disebabkan stressor dapat dideteksi lebih dini dan dilampiaskan pada kegiatan positif.
Berkembangnya kasus pasien remaja penderita Internet Gaming Disoder (IGD) yang mengalami relapse (kembali candu) di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, mendorong adanya subtitusi parameter keberhasilan terapi preseden yang menggunakan peningkatan nilai akademis. IGD terjadi akibat upaya “pelarian” dari stressor seperti; masalah keluarga, sosial, dsb., yang menimbulkan stres hingga depresi. Penderita IGD umumnya ditangani menggunakan CBT (Cognitive Behavioral Therapy) dan FT (Family Therapy) untuk mengembangkan kemampuan mengontrol dan mengekspresikan emosi, bersosialisasi dengan lingkungan, bertoleransi dan belajar dari kesalahan, serta membangun pola hidup sehat untuk melawan distraksi psikis pada masa pasca-psikoterapi. Hanya saja, tidak adanya parameter transparan guna memvalidasi penguasaan penderita dan caregiver-nya terhadap kemampuan dasar tersebut, menyebabkan sulit untuk membangun lingkungan kondusif minim faktor penyebab relapse. Parameter yang ideal seharusnya mudah dipantau dan dipahami indeksnya, sehingga setiap indikasi emosi negatif pasien yang disebabkan stressor dapat dideteksi lebih dini dan dilampiaskan pada kegiatan positif.

Perancangan Kendaraan Listrik Modular Berbasis Baterai sebagai Kendaraan Armada Operasional UPT Taman Margasatwa Ragunan
MONK-E (Mobil Operasional Kebun Binatang - Elektrik) dirancang sebagai solusi hijau kendaraan armada Taman Margasatwa Ragunan (TMR). Menggunakan motor BLDC 10 Kw, rangka ladder frame, pak baterai 105 KWh, dan range 100 km, sistem penggerak listrik dirancang untuk efisien, mudah dirawat dan memenuhi kebutuhan kegiatan operasional. Konsep modular diusung sehingga bagian belakang kendaraan dapat dilepas pasang dan fungsi kendaraan dapat cepat berubah.Konsep modularitas yang digunakan adalah single platform modular vehicle, dengan modul berupa bagian belakang kendaraan yang dapat dilepas pasang dengan mudah untuk berubah fungsi.
Modul yang dihasilkan dari studi ini adalah modul untuk pengantaran pakan dan modul untuk kegiatan pemeliharaan, dengan tambahan submodul yang dapat ditukar untuk menyesuaikan kebutuhan khusus.
Polusi menjadi tantangan besar bagi TMR, baik dari emisi buangan gas maupun suara yang berdampak pada peran TMR sebagai lembaga konservasi. Melalui elektrifikasi, emisi tersebut dapat dihilangkan serta muncul potensi penekanan biaya operasional dari kendaraan yang ada di TMR melalui pengurangan penggunaan BBM, biaya perawatan, dan biaya akibat emisi. Kegiatan operasional yang dijalankan oleh TMR sangat beragam, dengan mayoritas aktivitas berupa pengangkutan benda dan personel. Keberagaman aktivitas ini membuka peluang untuk pendekatan modular.
Proses pertukaran modul dilakukan dengan kendaraan yang bergerak dan modul stasioner. Mekanisme bergerak dalam 6 langkah: 1) Landing gear pada modul diturunkan melalui motor, 2) kendaraan maju sejauh 1500 mm, 3) kaki lipat menurun hingga menyentuh tanah rata, 4) kendaraan maju hingga sepenuhnya terpisah. Proses sebaliknya terjadi ketika memasang modul, dengan kendaraan mundur setelah bertemu dengan sensor yang ada pada modul.
Modul yang dihasilkan dari studi ini adalah modul untuk pengantaran pakan dan modul untuk kegiatan pemeliharaan, dengan tambahan submodul yang dapat ditukar untuk menyesuaikan kebutuhan khusus.
Polusi menjadi tantangan besar bagi TMR, baik dari emisi buangan gas maupun suara yang berdampak pada peran TMR sebagai lembaga konservasi. Melalui elektrifikasi, emisi tersebut dapat dihilangkan serta muncul potensi penekanan biaya operasional dari kendaraan yang ada di TMR melalui pengurangan penggunaan BBM, biaya perawatan, dan biaya akibat emisi. Kegiatan operasional yang dijalankan oleh TMR sangat beragam, dengan mayoritas aktivitas berupa pengangkutan benda dan personel. Keberagaman aktivitas ini membuka peluang untuk pendekatan modular.
Proses pertukaran modul dilakukan dengan kendaraan yang bergerak dan modul stasioner. Mekanisme bergerak dalam 6 langkah: 1) Landing gear pada modul diturunkan melalui motor, 2) kendaraan maju sejauh 1500 mm, 3) kaki lipat menurun hingga menyentuh tanah rata, 4) kendaraan maju hingga sepenuhnya terpisah. Proses sebaliknya terjadi ketika memasang modul, dengan kendaraan mundur setelah bertemu dengan sensor yang ada pada modul.

Pengembangan Alat Bantu Latihan Renang Gaya Bebas Untuk Atlet
Prestasi Indonesia dalam cabang olahraga renang kurang menonjol padahal cabang olahraga renang adalah salah satu penghasil medali terbanyak dalam satu event multi olahraga karena olahraga renang memiliki banyak nomor lomba yang dapat diikuti oleh atlet renang. Salah satu gaya dengan nomor lomba terbanyak adalah gaya bebas (International Olympic Committee, n.d.). Untuk meningkatkan prestasi renang gaya bebas dimulai dari tahap latihan, selama ini alat bantu latihan renang yang digunakan masih digunakan oleh seluruh gaya dalam renang, padahal masing-masing gaya renang memiliki keunikan propulsi yang berbeda-beda. dalam kasus latihan kaki gaya bebas latihan menggunakan Kickboard tidak melibatkan body roll dan tidak melibatkan variasi tempo kaki, melakukan propulsi kaki gaya bebas di Kickboard konvensional akan memberikan latihan dengan mengorbankan rotasi pinggul.
Produk ini merupakan alat bantu isolasi gerak kaki gaya bebas yang melibatkan pernafasan samping untuk menstimulasi keseluruhan body roll pada gaya bebas untuk meningkatkan jarak dan panjang kayuhan lengan gaya bebas dan hip roll untuk meningkatkan kekuatan propulsi kaki gaya bebas.alat bantu menerapkan sistem submersible yang sedikit tenggelam beberapa sentimeter di bawah permukaan air untuk postur tubuh gaya bebas yang natural, serta bentuk yang streamline dan Biomimicry sirip paus bungkuk pada ujung pelampung untuk meningkatkan hidrodinamika di bawah permukaan air.
Alat bantu yang berupa pelampung satu tangan, dengan 2 buah strap yang mengikat tangan dari karet elastis yang dapat diatur dan dilepas sesuai ukuran pengguna, dengan warna biru kuning yang berdasarkan dari studi warna berdasarkan kelompok umur atlet renang, terdapat 2 ukuran besar dan kecil untuk dewasa dan anak anak.
Produk ini merupakan alat bantu isolasi gerak kaki gaya bebas yang melibatkan pernafasan samping untuk menstimulasi keseluruhan body roll pada gaya bebas untuk meningkatkan jarak dan panjang kayuhan lengan gaya bebas dan hip roll untuk meningkatkan kekuatan propulsi kaki gaya bebas.alat bantu menerapkan sistem submersible yang sedikit tenggelam beberapa sentimeter di bawah permukaan air untuk postur tubuh gaya bebas yang natural, serta bentuk yang streamline dan Biomimicry sirip paus bungkuk pada ujung pelampung untuk meningkatkan hidrodinamika di bawah permukaan air.
Alat bantu yang berupa pelampung satu tangan, dengan 2 buah strap yang mengikat tangan dari karet elastis yang dapat diatur dan dilepas sesuai ukuran pengguna, dengan warna biru kuning yang berdasarkan dari studi warna berdasarkan kelompok umur atlet renang, terdapat 2 ukuran besar dan kecil untuk dewasa dan anak anak.

Perancangan Produk Sarung Tangan Virtual Reality
Sebagai Sarana Fisioterapi Pasien Dengan Keterbatasan Gerak
Motorik Tangan
Produk yang dirancang adalah 1 set sarung tangan yang berfungsi sebagai alat untuk fisioterapi bagi pasien dengan menggunakan aplikasi pada teknologi virtual reality. Produk ini hadir untuk menjawab permasalahan fisioterapi yang terjadi di Indonesia. Kurangnya tenaga medis terutama di bidang fisioterapi, membuat perawatan yang dilakukan kurang mempertimbangkan faktor-faktor lain yang kerap kali dimiliki oleh pasien. Seperti trauma dan rasa takut yang akan mengakibatkan permasalahan-permasalahan lain diluar apa yang sedang dikerjakan oleh
tenaga medis. Padahal dalam fisioterapi, pasien harus tenang, rileks, hingga jaringan otot ataupun saraf yang diperbaiki tidak tegang dan dapat lebih mudah diperbaiki.
Sarung tangan dipilih karena penulis menyimpulkan bahwa untuk data yang ingin diberikan dari pasien kepada dokter, dibutuhkan alat yang benar-benar menempel pada tangan, terutama jari jemari.Pengguna menggunakan sarung tangan lalu menghidupkan produk, dan menyambungkan produk sarung tangan ke virtual reality, setelah kedua produk terhubung, pasien dapat melakukan terapi fisioterapi seperti biasa namun dibarengi oleh penggunaan virtual Reality. Bila pasien ingin lebih tenang, virtual reality juga dapat menambahkan musik, warna, dan media visual lainnya.Untuk aplikasi dalam virtual reality, penulis telah menemukan banyak sekali aplikasi yang menggunakan teknologi tracing tangan pengguna, yang dapat diaplikasikan dengan produk sarung tangan. Dengan teknologi flex sensor, alat dapat mengukur posisi tangan, dan seberapa jauh tangan bergerak dari posisi awal. Bila kedua teknologi ini disatukan, maka aplikasi pada produk virtual reality dapat membaca data yang ada, menciptakan sistem target dan juga goals untuk pasien.
tenaga medis. Padahal dalam fisioterapi, pasien harus tenang, rileks, hingga jaringan otot ataupun saraf yang diperbaiki tidak tegang dan dapat lebih mudah diperbaiki.
Sarung tangan dipilih karena penulis menyimpulkan bahwa untuk data yang ingin diberikan dari pasien kepada dokter, dibutuhkan alat yang benar-benar menempel pada tangan, terutama jari jemari.Pengguna menggunakan sarung tangan lalu menghidupkan produk, dan menyambungkan produk sarung tangan ke virtual reality, setelah kedua produk terhubung, pasien dapat melakukan terapi fisioterapi seperti biasa namun dibarengi oleh penggunaan virtual Reality. Bila pasien ingin lebih tenang, virtual reality juga dapat menambahkan musik, warna, dan media visual lainnya.Untuk aplikasi dalam virtual reality, penulis telah menemukan banyak sekali aplikasi yang menggunakan teknologi tracing tangan pengguna, yang dapat diaplikasikan dengan produk sarung tangan. Dengan teknologi flex sensor, alat dapat mengukur posisi tangan, dan seberapa jauh tangan bergerak dari posisi awal. Bila kedua teknologi ini disatukan, maka aplikasi pada produk virtual reality dapat membaca data yang ada, menciptakan sistem target dan juga goals untuk pasien.
wearable.
Highest quality materials provide highest quality products


Perancangan Perhiasan Wanita Dengan Memanfaatkan SCOBY (Symbiotic Culture Of Bacteria and Yeast) Sebagai Material Alternatif
SCOBY merupakan serat selulosa yang terbentuk dari hasil fermentasi starter bakteri dengan kultur teh dan gula. Pemanfaatan SCOBY (Symbiotic Culture Of Bacteria and Yeast) sebagai material alternatif dalam pembuatan perhiasaan wanita hadir sebagai solusi permasalahan kurangnya pengelolaan penambangan yang memperhatikan lingkungan. Padahal Indonesia menjadi salah satu negara pengekspor perhiasaan terbesar karena kekayaan bahan tambangnya.
Produk yang dirancang adalah 1 set perhiasan yang terdiri dari 2 anting, 2 cincin, 1 gelang, serta 1 kotak perhiasan. Produk ini didesain dengan acuan tren diambil inspirasi dari Fashion Trend 2021-2022 oleh Indonesia Fashion Trend. Secara teknis, lembaran SCOBY kering digunakan sebagai material utama. Khusus anting digunakan material tambahan pengait berbahan plastik (menghindari penggunaan pengait berbahan logam). Secara produksi, rancangan perhiasan menerapkan hasil eksperimen lipatan, cetak timbul, dan pembentukan. Secara visual digunakan warna alami SCOBY sehingga ciri khas SCOBY terlihat. Secara fungsi, produk sering digunakan dalam jangka panjang sehingga perhiasan yang dirancang bersifat ringan, mudah digunakan, dan waterproof.
Produk yang dirancang adalah 1 set perhiasan yang terdiri dari 2 anting, 2 cincin, 1 gelang, serta 1 kotak perhiasan. Produk ini didesain dengan acuan tren diambil inspirasi dari Fashion Trend 2021-2022 oleh Indonesia Fashion Trend. Secara teknis, lembaran SCOBY kering digunakan sebagai material utama. Khusus anting digunakan material tambahan pengait berbahan plastik (menghindari penggunaan pengait berbahan logam). Secara produksi, rancangan perhiasan menerapkan hasil eksperimen lipatan, cetak timbul, dan pembentukan. Secara visual digunakan warna alami SCOBY sehingga ciri khas SCOBY terlihat. Secara fungsi, produk sering digunakan dalam jangka panjang sehingga perhiasan yang dirancang bersifat ringan, mudah digunakan, dan waterproof.

Perancangan Produk Fashion Dengan Pemanfaatan Limbah Mahkota Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr) Sebagai Biodegradable Non Woven Material
Nanas merupakan salah satu tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia sehingga menempatkan Indonesia sebagai negara penghasil nanas terbesar kesembilan di dunia. Dalam prosesnya limbah buah nanas dibuang begitu saja ditimbun dalam tanah dan jarang diolah. Tapi sejauh ini pemanfaatan limbah buah nanas terbatas hanya untuk pakan ternak dan pupuk. Dari observasi yang dilakukan oleh penulis, didapatkan bahwa mahkota nanas memiliki potensi besar untuk diolah kembali menjadi sebuah produk dengan nilai guna dan nilai ekonomi. Hasil eksplorasi menunjukkan lembaran serat merupakan biodegradable material non-woven yang memiliki potensi untuk dijadikan produk sesuai dengan karakter material adalah produk dengan teknik lipatan pola dan kuncian pada proses pembuatan sesuai dengan eksplorasi yang telah dilakukan.
Peluang produk yang dikembangkan berupa produk modular yang dapat menyesuaikan ukuran lembar serat yang dibuat, dengan spesifikasi fungsi, trend dan kebutuhan tertentu dalam penggunaan produk. Lembaran serat menjadi material utama, dengan menonjolkan karakteristik material, dipadukan dengan warna eksentrik dan desain dengan konsep: compact, eksploratif, green design dan eksklusif. Produk alat bawa berupa tas memiliki spesifikasi fungsi yang berbeda berdasarkan kebutuhan manusia sebagai pengguna, sehingga ada beberapa faktor yang harus diperhatikan seperti proses pembuatan dan pemilihan bentuk sehingga mudah digunakan, dan lainnya.
Peluang produk yang dikembangkan berupa produk modular yang dapat menyesuaikan ukuran lembar serat yang dibuat, dengan spesifikasi fungsi, trend dan kebutuhan tertentu dalam penggunaan produk. Lembaran serat menjadi material utama, dengan menonjolkan karakteristik material, dipadukan dengan warna eksentrik dan desain dengan konsep: compact, eksploratif, green design dan eksklusif. Produk alat bawa berupa tas memiliki spesifikasi fungsi yang berbeda berdasarkan kebutuhan manusia sebagai pengguna, sehingga ada beberapa faktor yang harus diperhatikan seperti proses pembuatan dan pemilihan bentuk sehingga mudah digunakan, dan lainnya.
bottom of page