top of page

Desain Detektor Kondisi Psychophysiology Studi Kasus: Relapse Remaja Penderita Internet Gaming Disorder Kota Bandung

Foto diri - Lukmanul Hakim.png
Lukmanul Hakim Rambe
DP'16
Linkedin: Lukmanul Hakim Rambe; Behance: behance.net/lukmanqola6c6 Instagram: lukmanulhr

K.A.R.E merupakan seperangkat kaos dan aplikasi pendeteksi kondisi psychophysiology (emosi dan level stres) secara real-time yang bertujuan untuk mensubtitusi parameter kesuksesan terapi bagi penderita penyakit candu, khususnya Internet Gaming Disorder di RSJ Provinsi Jawa Barat. Dengan mengkombinasikan detektor ECG (Electrocardiogram), RSP (Respiratory), dan GSR (Galvanic Skin Response), K.AR.E mampu memberikan notifikasi dan saran aktivitas terapi kepada user 1 (pasien) dan terkoneksi (orang tua/terapis) apabila terdeteksi fluktuasi emosi negatif sebagai respon terhadap suatu stressor. Dengan kapasitas baterai hingga 8 jam dan material yang nyaman dipakai, K.A.R.E dapat diintervensikan kedalam kegiatan sehari-hari di masa pas dan pasca terapi. Berkembangnya kasus pasien remaja penderita Internet Gaming Disoder (IGD) yang mengalami relapse (kembali candu) di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, mendorong adanya subtitusi parameter keberhasilan terapi preseden yang menggunakan peningkatan nilai akademis. IGD terjadi akibat upaya “pelarian” dari stressor seperti; masalah keluarga, sosial, dsb., yang menimbulkan stres hingga depresi. Penderita IGD umumnya ditangani menggunakan CBT (Cognitive Behavioral Therapy) dan FT (Family Therapy) untuk mengembangkan kemampuan mengontrol dan mengekspresikan emosi, bersosialisasi dengan lingkungan, bertoleransi dan belajar dari kesalahan, serta membangun pola hidup sehat untuk melawan distraksi psikis pada masa pasca-psikoterapi. Hanya saja, tidak adanya parameter transparan guna memvalidasi penguasaan penderita dan caregiver-nya terhadap kemampuan dasar tersebut, menyebabkan sulit untuk membangun lingkungan kondusif minim faktor penyebab relapse. Parameter yang ideal seharusnya mudah dipantau dan dipahami indeksnya, sehingga setiap indikasi emosi negatif pasien yang disebabkan stressor dapat dideteksi lebih dini dan dilampiaskan pada kegiatan positif.

bottom of page